Selasa, 31 Januari 2012

Nasihat Tak Memandang Derajat

Untung mau memberi pelatihan bagi mahasiswa-mahasiswi salah satu Sekolah Tinggi di Yogyakarta. Untuk ke tempat pelatihan, Untung terpaksa meminjam sepeda motor temannya. Karena pinjaman, Untung mencoba memeriksa sepeda motor tersebut sebelum dinaiki.
Betapa senang hati Untung melihat jarum tanda bahan bakar menunjukkan bahwa bensin masih penuh, sebab jarumnya menunjuk ke tanda “full”. Untung segera mengendarai sepeda motor tersebut.
Setelah kurang lebih berjalan tiga kilometer, motor itu tiba-tiba macet. Untung menstater berkali-kali hingga basah oleh keringat, motor tidak juga berbunyi. Untung membuka dan mengecek businya, sama saja. Untung sudah keburu terlambat. Maka, Untung bermaksud mencari telepon umum hendak menelepon temannya, agar mengambil motor yang macet itu. Untung bermaksud naik bus ke tempat tujuan.
“Mas, itu pasti bensinnya habis!” nasihat abang becak yang di belakang Untung.
“Enggak mungkin Pak! Wong jarumnya saja menunjuk tanda penuh kok!” sahut Untung.
Ketika mencari-cari telepon umum, sambil menuntun motor, Untung melewati penjual bensin.
“Apa salahnya saya mengikuti nasihat abang becak tadi!” pikir Untung. Akhirnya, Untung membeli bensin satu liter saja.
Begitu bensin dituang, Untung mencoba menyalakan mesinnya, “Wruuuuunggg!” Sekali starter langsung bunyi.
Pelan-pelan Untung menjalankan motornya. Ketika Untung melampaui pengemudi becak, yang menasihati Untung dan langsung dibantahnya, Untung mengklakson beliau. Beliau tersenyum sambil mengacungkan ibu jarinya. Untung pun mengacungkan ibu jari tangan kirinya lalu melaju kencang menuju tempat pelatihan.

Mendengarkan orang lain, terutama mereka yang barangkali derajat dan status sosialnya lebih rendah dari kita, tidaklah mudah. Padahal, semua manusia bermartabat di hadapan Allah. Martabat manusia yang mengalami keindahan hidup sebagai anugerah Allah. Dengan mendengarkan sesama kita, sesungguhnya kita belajar mendengarkan kehendak Allah di dalam kehidupan ini. (Hidup itu Lucu dan Indah) Sumber

Komunikasi Juga Milik Balita

Menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya bagi saya pribadi adalah suatu hal yang baru. Namun, menjadi ibu baru juga mengajarkan begitu banyak pelajaran hidup yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan. Bagaimana mendidik dan membimbing seorang anak dari bayi hingga balita agar menjadi patuh dan mau mendengarkan nasihat orang tua tanpa perlu membentak atau berteriak.
Saya lalu teringat dengan hasil penelitian banyak ilmuwan di dunia. Intinya bahwa kemampuan atau daya tangkap anak balita itu lebih baik daripada daya tangkap orang dewasa dalam mencerna pelajaran baru. Saya tergelitik untuk membuktikan hal itu. Di samping itu saya juga tahu bahwa anak balita adalah manusia kecil yang otaknya masih tenang dan belum dijejali dengan berbagai masalah seperti halnya orang dewasa.
Ketika anak saya berumur 1,5 tahun, ketika banyak orangtua masih menyodorkan dot susu kepada bayinya, saya sudah mengajarkan anak saya untuk minum dari cangkir bayi. Saya jelaskan caranya dengan bahasa ringan penuh kasih sayang. "Dek, adek anak pintar belajar minum susu dari cangkir ya." Anak balitaku hanya tersenyum lucu.

Ketika anak saya berusia 2 tahun, dan ASI harus dihentikan, saya tak mau menggunakan dot dan empeng sebagai penggantinya karena tau efeknya tidak baik bagi pertumbuhan gigi si anak. Saya katakan lagi padanya, "Dek, dot itu bikin gigi Adek enggak bagus, Entar rontok lo, engga cantik lagi dong," dan bayiku tersenyum lucu.

Saya pun tak sulit saat harus mengajarkan kebiasaan menggosok gigi dua kali sehari, pagi dan malam. Sekali lagi saya ajak bicara lagi, merendahkan posisi berdiri jadi duduk hingga sejajar dengannya, berbicara layaknya orang dewasa, menatapnya penuh kasih sayang, dan sama sekali tak kesulitan hingga akhirnya dia tidak akan tidur sebelum gosok gigi.
Pada akhirnya, hingga sekarang di usia 4 tahun saya tak kesulitan untuk menasihatinya dalam banyak hal. Misalnya untuk tidak jajan di sekolah pun cukup dengan mengajaknya bicara empat mata dan menjelaskan dengan bahasa yang disukainya. Tanpa perlu harus marah-marah ataupun membentak. Atau gusar karena harus melihat mainannya berantakan karena dia selalu membereskannya sendiri.
Dari semua cerita ini, saya hanya ingin menyampaikan kepada seluruh mama, ibu, ataupun bunda di mana saja berada bahwa otak anak balita itu ternyata tidak menyukai hal-hal yang berbau kasar, amarah, ataupun emosi negatif. Juga tidak butuh paksaan dalam melakukan sesuatu. Otak anak balita ternyata menyukai komunikasi yang nyaman dan penuh kasih sayang agar mereka mengerti bahwa yang kita inginkan sebagai orangtua adalah semua hal terbaik bagi mereka. Karena saat mereka merasa nyaman dan disayangi, mereka akan percaya bahwa kita melakukan yang terbaik.

Salam cinta bagi semua mama. Sumber

Apresiasi vs Depresiasi

Ini kisah dua orang sahabat yang lama terpisahkan. Yang seorang kini sudah menjadi menteri di pusat pemerintahan Jakarta, sedang yang lain sebagai dokter puskesmas di Irian Jaya. Suatu hari mereka mengadakan reuni di Jakarta.

Pertemuan itu sangat menyenangkan. Hari itu si menteri mengantarkan temannya berjalan-jalan ke kawasan perbelanjaan Pasar Baru. Saking ramainya manusia lalu lalang, ia kehilangan jejak temannya. Setelah beberapa saat dicari, akhirnya ketemu. Sang dokter sedang berdiri tegak di trotoar, dirubung banyak orang.
Si menteri bertanya, apa yang dilakukan di situ. Yang ditanya mengaku, sedang mendengarkan nyanyian jangkrik. Si menteri melongo, tak percaya. Mana ada jangkrik di sini? Sang dokter lantas mendekati sebuah pot besar di pinggir jalan. Pelan-pelan tangannya mengambil tanah dari pot itu. Nah, dari genggamannya meloncatlah seekor jangkrik.
Giliran kini si menteri kaget. Ia memuji, indera pendengaran sahabatnya luar biasa peka. Anehnya, sang dokter menyangkal. Ia mengatakan, pendengarannya tidak lebih baik dari orang-orang lain di sekitarnya.  Untuk membuktikan pernyataannya ia lalu merogoh saku celana, mengambil segepok uang logam receh, dan kemudian menjatuhkannya ke trotoar.

Segera, ada sepuluh orang pejalan kaki berhenti dan melihat uang yang berjatuhan tersebut. Memang, mereka tidak bisa mendengar suara jangkrik, tapi mereka tidak ingin mengabaikan suara uang. Sumber

Tidak Ada Perbedaan

Sore itu seorang gembala sedang menggembalakan kawanan dombanya di padang rumput. Sambil bermain seruling seperti biasa ia menghibur hatinya, duduk di atas sebongkah batu besar.

Seorang yang lewat berkata, “Kawanan dombamu  bagus. Boleh saya bertanya tentang hewan-hewan itu?

“Tentu,” jawab penggembala.

“Berapa jauh domba-dombamu berjalan setiap harinya?”

"Yang mana, yang putih atau yang hitam?”

“Yang putih.”

“Oh, yang putih berjalan sekitar 6 km setiap hari.”

“Kalau yang hitam?”

“Yang hitam juga.”
“Lalu berapa banyak rumput mereka makan setiap harinya?”
“Yang mana, yang hitam atau yang putih?”

“Yang putih.”

“Ah, yang putih makan sekitar 4 pon rumput setiap hari.”

“Kalau yang hitam?”

“Yang hitam juga.”
“Dan, berapa banyak bulu yang mereka hasilkan setiap tahun?”
“Yang mana, yang putih atau yang hitam?”

“Yang putih.”

“Oh, menurut perkiraan saya, yang putih menghasilkan sekitar 6 pon bulu setiap tahun kalau mereka dicukur.”

“Dan, yang hitam?”

“Yang hitam juga.”
Sudah tentu yang bertanya menjadi penasaran. “Mengapa engkau mempunyai kebiasaan aneh, selalu membedakan dombamu yang putih dan hitam setiap kali menjawab pertanyaanku?”

Dengan kalem, sang gembala menjawab, “Tentu saja. Yang putih milik saya.”

“Oh, begitu, kalau yang hitam?”

“Yang hitam juga,” jawab sang gembala tanpa eksresi.
Itulah manusia. Pikirannya selalu membuat pemisahan-pemisahan bodoh, padahal oleh Sang Kasih dilihat sebagai satu. (The Prayer of The Frog) Sumber

3 Buah Jeruk Sakit Hati

Seorang saudara bercerita tentang anak perempuannya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Suatu kali sepulang sekolah anaknya mengadu kepada bapaknya bahwa hari itu beberapa temannya membuatnya sakit hati karena merobek hasil karya yang telah dibuatnya. Anak itu bercerita sambil menangis. Ia mengatakan pada bapaknya bahwa dia tidak akan memaafkan teman-teman yang membuatnya sakit hati itu.
Bapaknya dengan sabar dan penuh kasih mengelus kepala anak perempuan itu. Ia menghibur anaknya agar jangan bersedih. Lalu katanya, “Mulai besok kalau berangkat sekolah kamu bawa tiga buah jeruk besar. Taruh ketiganya di dalam tasmu, ya Nak. Jangan dimakan, tapi hanya dibawa saja kemanapun kamu pergi.”
Hari berikutnya, anak itu pun menuruti perintah bapaknya. Ditaruhnya tiga buah jeruk di dalam tas sekolahnya. Terbersit di benak anak itu untuk memakan buah jeruk yang dibawanya saat istirahat. Tapi, diurungkannya niat itu. Dibiarkannya jeruk itu di antara buku-buku sekolahnya.
Ketika pulang sekolah, anak itu menceritakan pada bapaknya bahwa tiga jeruk yang dibawanya masih utuh. Bahkan ketika hendak pergi les sore harinya, tiga jeruk itu pun harus dibawanya serta dalam tasnya.
Demikian dilakukan anak itu sampai seminggu. Anak perempuan itu semakin penasaran. Ia tidak mengerti mengapa tiga buah jeruk yang selalu dibawanya kemanapun ia pergi tidak boleh dimakan sama sekali. Ia merasa bahwa tas sekolahnya kini menjadi semakin berat karena ada tambahan buah-buah jeruk tersebut. Anak itu merasa kesal. “Pak, mengapa aku tidak boleh makan jeruk yang kubawa itu? Aku capek membawanya setiap kali ke sekolah. Rasanya berat. Sekarang malah sudah bau busuk. Kenapa sih, Pak?”
“Biarkan saja, Nak. Jeruk-jeruk itu harus kamu bawa terus kemanapun kamu pergi. Biarkan mereka busuk. Tugasmu hanya membawa kemanapun kau pergi,” sahut bapaknya.
“Aku tidak mau, Pak. Aku ingin membuang saja jeruk-jeruk busuk itu. Berat dan bau. Aku capek, Pak bawanya. Aku malu baunya. Pokoknya aku tidak mau lagi membawa jeruk itu ke sekolah besok,” ujar anaknya sengit.
“Kalau memang itu maumu, baiklah. Mulai besok kamu boleh tinggalkan buah-buah jeruk itu dari tas sekolahmu. Kau bebas. Tapi ada syaratnya. Kamu tidak boleh sakit hati lagi kepada teman-teman yang pernah menyakitimu, ya Nak. Janji ya.”
Bapak itu hanya ingin mengajarkan anaknya bahwa rasa sakit hati dan dendam itu ibarat buah jeruk yang dibawa anak kecil itu. Kemanapun, dimanapun, kapanpun ia pergi, ia selalu membawanya serta. Anak itu pun mengerti. Mulai hari itu ia sudah membuang jauh rasa sakit hatinya. Hidupnya kembali ceria tanpa beban seperti dulu.
Sakit hati yang kita bawa itu rasanya memberatkan. Pikiran pun menjadi kacau. Akhirnya buah jeruk yang melambangkan rasa hati yang sakit dan penuh dendam itu makin mengganggu kehidupan kita. Orang yang menyakiti hati kita selalu kita pikirkan. Lalu, semakin lama, seperti buah jeruk, rasa sakit hati pun akan membusuk dan mengganggu. Rasa dendam dan sakit hati itu makin lama makin menjalar dan membuat hati kita seolah ikut membusuk oleh rasa dendam. Sumber

Menepuk Air, Terpercik Muka Sendiri

Seorang pialang saham yang masih muda, tampan, dan kaya berniat segera mengakhiri masa lajangnya. Kebetulan saat itu ia lagi jatuh cinta dengan seorang artis muda nan cantik yang tampaknya berdarah bangsawan. Kemana-mana kedua insan yang dimabuk asmara ini selalu bersama. Istilah anak muda sekarang, lengket kayak perangko. Pendek kata tekad sang pialang sudah bulat untuk segera menikahi idamannya.
Namun, lantaran dalam hidupnya terbiasa bertindak hati-hati, sebelum meminang sang gadis, pemuda itu meminta jasa sebuah agen penyelidik swasta untuk mengecek latar belakang dan kegiatan sang calon istri. Pasalnya, ia tak mau kekayaan dan reputasi yang dimilikinya jadi korban cewek petualang yang mata duitan. Kepada agen tersebut ia minta agar namanya benar-benar dirahasiakan dari para penyelidik yang nantinya akan membuat laporan tentang sang artis.
Beberapa hari kemudian, ia menerima laporan hasil penyelidikan yang diminta. Dalam laporan itu disebutkan bahwa sang artis memiliki reputasi dan latar belakang kehidupan yang tanpa cela. Pergaulannya dengan orang-orang dan tokoh terhormat. Namun laporan itu ditutup dengan catatan penting yang digarisbawahi. Begini bunyinya, "Satu-satunya noda yang bisa mengotori hidup sang artis, sekarang ini ia sering tampak runtang-runtung dengan seorang pialang yang pekerjaan dan prinsip hidupnya tidak jelas juntrungannya." Sumber

Sekali-kali Jangan Curang, Meski Sedikit

Penduduk sebuah desa di pedalaman Prancis menyelenggarakan pesta selama seminggu sebagai ucapan syukur atas panen. Disepakati bahwa setiap keluarga harus membawa makanan dan minuman yang akan dikumpulkan dalam satu tempat untuk kemudian dinikmati bersama-sama.

Mereka juga diwajibkan mengisi tong dengan anggur. Tiap keluarga membawa 1 liter anggur. Tong anggur ini diletakkan di tengah lapangan agar nantinya seluruh penduduk dapat minum anggur bersama-sama.
Pada akhir pesta, Pak Walikota diminta untuk membuka tong anggur itu. Semua penduduk desa berkerumun mengitarinya. Pak Walikota membuka penutup tong anggur dan mengambil anggur dengan gelas yang telah disediakan. Ia meminumnya. Beliau terkejut. Yang diminumnya sama sekali tidak berasa anggur, melainkan air!
Ternyata setiap keluarga membawa air dan menyimpan anggurnya sendiri di rumah masing-masing. Setiap keluarga berpikiran sama bahwa di dalam tong anggur yang besar itu, sedikit air tidak akan terasa. Sumber

Ide Kecil, Langkah Besar


Siapa bilang kreativitas hanya “milik” para seniman yang menghasilkan karya besar? Buktinya, Earle Dickson, karyawan perusahaan Johnson & Johnson, mampu mengilhami penemuan produk baru yang kini mendunia.
Perusahaan ini dikenal sebagai produsen kain pembalut untuk keperluan operasi medis. Oleh karena itu konsumennya terbatas hanya rumah sakit dan penjualannya pun selalu dilakukan dalam partai besar. Pembalut ini tidak bisa dipakai untuk keperluan pribadi semisal menutup luka kecil atau luka bakar.
Suatu hari jari Dickson tergores pisau. Untuk merawatnya ia menaruh segumpal kapas steril yang sudah diberi obat, lantas direkatkan di jari tersebut dengan selembar kain yang sudah diberi perekat. Namun karena capek setiap kali repot membuat perban seperti ini, ia membuatnya dalam jumlah banyak memakai kain crinoline untuk membungkus perekatnya. Sewaktu-waktu diperlukan, kain crinoline itu bisa dikelupas, siap dipakai membalut.
Kebetulan presiden perusahaan, James Johnson, melihat Dickson memakai perban buatannya. Terkesan dengan kepraktisannya, ia lalu memutuskan memproduksi perban dengan mekanisme tersebut secara massal dengan nama Band-Aids. (Bits&Pieces) Sumber

Bukan Memilih, Tapi Menentukan

Ini bukan soal emansipasi, meski yang harus membuat pilihan adalah wanita. Juga bukan soal lotere, meski cara menentukan pilihannya bisa melalui diundi kalau mau. Tapi, apakah yang namanya jodoh harus diperoleh dengan cara seperti ini? Jawabannya, ya. Pasalnya, ini soal pasangan hidup. Kalau sampai keliru menentukan pilihan, akibatnya juga harus ditanggung seumur hidup.
Seorang wanita eksekutif yang sukses datang ke seorang psikolog, mengadukan nasibnya. Wanita itu parasnya lumayan menarik, kariernya bagus, bahkan secara materi ia berlebih. Namun, ia bingung menentukan jodohnya.
Sekarang ini ada tiga orang pria yang jatuh cinta padanya. Ketiganya keren, hampir sama tampangnya, dan semuanya baik hati. Sayang tidak diceritakan soal harga dan status ketiga pria malang ini. Yang jelas, cewek ini pun suka pada ketiga-tiganya. "Ketiganya sayang dan care sama saya. Rasanya saya akan hidup bahagia dengan semuanya," demikian akunya. Wah, gombal juga cewek ini.

Nah, ketika ketiga pria idaman ini masing-masing mengajak menikah, giliran ia kelabakan menentukan pilihan. Mau pilih yang mana?
Psikolog yang bijaksana dengan kalem menjawab pertanyaan kliennya, "Tugasmu tidak untuk menentukan pria mana yang dapat kau ajak untuk hidup bahagia .... Kamu harus menentukan pria mana yang membuat kamu tidak bisa hidup tanpa dia." (Rob Gilbert) Sumber

Jawablah Kuis Ini, Rasakan Keajaibannya!

Luangkan waktu lima menit saja untuk menjawab 10 pertanyaan dalam kuis ini!

Singkirkan sebentar pekerjaan Anda, tarik napas, tenangkan pikiran.. Lupakan sebentar permasalahan yang sedang Anda hadapi dan isilah lima menit dengan renungan berikut ini.

Tulis jawaban dari lima pertanyaan di bawah ini dengan cepat:

1. Sebutkan nama lima orang paling kaya di dunia!

2. Sebutkan nama lima orang peraih penghargaan nobel tahun ini!

3. Sebutkan nama lima pemenang kontes Miss Universe lima tahun terakhir!

4. Sebutkan nama enam orang aktris dan aktor pemenang Oscar enam tahun terakhir!

5. Sebutkan nama enam orang peraih medali emas di Sea Games 2011!

Lumayan sulit? Tak apa, sekarang Anda bisa menjawab lima pertanyaan di bawah ini:

1. Sebutkan nama lima orang guru yang paling Anda sukai saat masih sekolah dahulu!

2. Sebutkan nama lima orang yang paling sering membantu Anda di saat sulit dan terpuruk!

3. Sebutkan nama lima orang yang membuat Anda nyaman dan merasa sangat spesial!

4. Sebutkan nama enam orang yang paling sering menghabiskan waktu bergembira bersama Anda!

5. Sebutkan nama enam orang yang paling ingin Anda ucapkan terima kasih tak terhingga!

Lebih mudah bukan dibandingkan lima pertanyaan sebelumnya?

Inti dari kuis ini bukan seberapa baik kemampuan mengingat Anda, tetapi seberapa baik Anda memilah orang-orang yang penting dalam kehidupan Anda.

Peraih nobel, orang paling kaya dan mereka yang meraih penghargaan tertinggi memang menakjubkan. Semua orang di dunia memuji bakat dan kemampuan mereka yang dapat membuat dunia menjadi lebih baik dan nyaman dalam berbagai cara. Tetapi itu hanya sebentar, mereka memiliki moment kemenangan, tapi tak semua orang mengingat mereka, bahkan Anda.

Sedangkan mereka (yang bagi warga dunia) bukan siapa-siapa, bisa menjadi seseorang yang begitu berharga dalam kehidupan Anda. Mereka bukan orang-orang paling kaya, paling cerdas, paling cantik, paling dermawan, tetapi kehadiran mereka mewarnai kehidupan Anda, mereka mengubah hidup Anda menjadi lebih baik, dan Anda harus bersyukur atas kehadiran mereka. Sumber

24 Hal Untuk Diingat Wanita Bijak

Naik turunnya kehidupan membuat Anda harus menyiapkan 'amunisi' penyemangat hati dan pikiran yang efektif dan menyegarkan.

Kita memang mudah stres karena kebiasaan multitasking yang jadi bawaan banyak wanita sejak dilahirkan. Ditambah lagi perubahan hormonal yang sering membuat kita mengalami mood swing, sebentar senang dan sebentar kemudian sudah merasa semua hal menyebalkan. Sebagai bekal untuk menghadapi masa-masa sulit itu, ingatlah 24 hal ini agar Anda dapat tetap stabil dan berbahagia.

1. Kehadiran Anda adalah berkah bagi dunia.

2. Anda adalah unik dan satu-satunya di dunia ini, tidak peduli ke mana tren mengarahkan Anda dan bagaimana orang menilai Anda.

3. Hidup Anda bisa menjadi apa pun itu yang diinginkan.

4. Ambillah beberapa hari untuk diri sendiri sekali waktu.

5. Hitung berkat-berkat yang diterima, bukan masalah yang perlu untuk dihitung.

6. Apapun yang terjadi, Anda akan melaluinya.

7. Sebenarnya, ada jawaban dalam diri Anda sendiri atas segala pertanyaan yang tidak Anda mengerti.

8. Pahami, lalu teguhkan dan kuatkan hati.

9. Jangan membatasi diri Anda.

10. Banyak sekali mimpi-mimpi yang menanti untuk diwujudkan, jangan membuang waktu dengan hal tak perlu.

11. Sebuah keputusan terlalu penting untuk digantungkan pada suatu kebetulan.

12. Gapailah puncak, tujuan Anda dan hadiah akan menanti di sana.

13. Tidak ada yang lebih membuang-buang tenaga selain mencemaskan sesuatu.

14. Semakin lama Anda membawa-bawa masalah, maka beban Anda akan semakin berat.

15. Jangan menganggap suatu hal terlalu serius.

16. Hiduplah dengan penuh kedamaian, bukan hidup yang penuh penyesalan.

17. Ingatlah bahwa cinta yang dangkal hanya akan berjalan sepanjang jalan, tapi cinta yang dalam akan berlangsung selamanya.

18. Ingatlah bahwa persahabatan adalah investasi yang bijak.

19. Harta karun kehidupan adalah kebersamaan.

20. Sadari bahwa tidak ada kata terlambat untuk segala sesuatu.

21. Lakukan hal biasa dengan cara luar biasa.

22. Miliki kebahagiaan, harapan dan ketenangan.

23. Sempatkan untuk berdoa dalam mengawali segala hal.

Terakhir, petuah yang ke-24 adalah..

Jangan pernah lupa setiap harinya, bahwa Anda adalah spesial sebagaimana adanya diri Anda. Sumber

Manfaatkan Hari Ini


Ada dua hari di setiap minggu yang tak perlu dirisaukan. Justru sebaiknya dibebaskan dari kekhawatiran dan keprihatinan. Salah satu di antaranya adalah KEMARIN, plus segala sesuatu yang sudah menjadi "miliknya", seperti kesalahan maupun perhatian, cinta kasih maupun penderitaan.

KEMARIN sudah lewat, di luar jangkauan kendali kita. Bahkan bila uang yang beredar di dunia dikumpulkan pun tidak akan bisa mengembalikannya. Kita tak bisa menarik lagi satu pun tindakan yang sudah kita lakukan; tidak bisa menghapus satu pun kata-kata yang pernah kita ucapkan; dan tidak bisa meralat sebuah kesalahan yang terlanjur terjadi. KEMARIN sudah lewat jauh di belakang. Biarlah ia pergi dengan tenang.
Hari lain yang juga tidak perlu kita khawatirkan adalah BESOK, dengan semua "rencananya". Begitu pula, BESOK juga hari yang di luar jangkauan kontrol kita langsung. Matahari tentu masih akan bersinar. Namun entah sinarnya terang benderang indahnya atau tertutup gumpalan awan, kita tak tahu. Sampai saatnya ia muncul nanti, kita tak bisa meramal apa yang akan terjadi BESOK.
Dari kedua hari yang telah disebut di muka, tinggal satu hari lagi yang tersisa, yakni hari ini atau SEKARANG. Seseorang bisa memenangkan sebuah pertempuran dalam sehari. Menyesali apa yang sudah terjadi kemarin, serta memperkirakan apa yang akan muncul besok, tidak akan mendapatkan banyak manfaat. Oleh karena itu apa pun yang bisa kita kerjakan hari ini, selesaikan hari ini juga. (Robert J. Burdette) Sumber

Meniti Karier Dengan Ilmu Air

Ketika baru menjadi pegawai di suatu lembaga pemerintahan, saya tak punya pikiran soal karier ke depan. Saya hanya menjalaninya saja, menyelesaikan setiap tugas dan tanggung jawab sebagai staf dari hari ke hari dengan senang hati.

Ketika sudah menyelesaikan kuliah S-1 Hukum pun, tidak pernah terbesit untuk buru-buru mengikuti penyesuaian ijazah agar segera bisa naik Golongan III seperti hampir semua teman-teman seangkatan saya. Singkatnya, saya senang ini semua berjalan lancar tanpa perlu pusing-pusing pikir tingkat tinggi.

Hingga hampir tujuh tahun menjadi pegawai, dengan perencanaan yang santai dan mengalir dengan sendirinya, ternyata semua yang saya impikan telah terpenuhi. Menikah, punya anak, punya rumah dan kelengkapannya sama seperti kebanyakan orang.

Di lain sisi saya justru melihat kebanyakan teman-teman saya yang memegang tanggung jawab dan punya obsesi karier di kemudian hari justru tidak bisa menikmati hal seperti yang saya rasakan. Terkekang dengan aksinya untuk mengejar tingkatan yang lebih tinggi. Terkekang dengan tanggung jawab yang mungkin tiba belum saatnya.

Ini membuat saya berpikir, kenapa kita harus bersusah payah memaksakan hati dan pikiran menggapai kesempatan padahal belum waktunya? Mengapa harus memasang obsesi yang terlalu berlebihan jika saat yang tepat akan datang dengan sendirinya?

Lalu saya ingat bahwa menjalani sesuatu dengan jeruji yang kita ciptakan sendiri lebih banyak menimbulkan risiko kecewa di belakang hari. Coba Anda bayangkan saat sedang mengejar mimpi dan obsesi namun tidak bisa menikmati waktu bersama keluarga. Juga ketika Anda bergelut dengan rencana-rencana besar di setiap menitnya namun lupa bagaimana menikmati anugerah dari Tuhan di menit yang sama. Tidakkah kita menyesal melewatkan detik-detik yang seharusnya menjadi milik kita saat masih tepat pada waktunya?

Maka saya pun berpikir, ada benarnya juga nasihat orang tua yang pernah saya kenal dulu. "Jalanilah kehidupan ini seperti air mengalir. Tenang, tapi punya kekuatan. Ada saatnya bergelombang, ada saatnya riak kecil, tapi tetap saja mengalir pada muaranya." Sumber

Sepasang Flat Shoes

Jangan setengah-setengah saat ingin melakukan suatu pembaruan, hal yang remeh sekalipun akan memberikan efek yang besar

Saya sangat menyukai stiletto dengan heels tinggi menjulang. Tidak hanya itu, saya juga penyuka minuman beralkohol, dan suka lupa diri saat bersama teman-teman atau saat sedang suntuk. Kali terakhir yang membekas di pikiran, saya terjerembab dari tangga dan mengakibatkan cidera yang lumayan parah.

Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti minum dan menemui terapis yang membantu saya untuk keluar dari kebiasaan buruk ini. Setelah sekian lama menjalani terapi, di akhir program terapis saya mengatakan bahwa saya harus mengubah semua hal di hidup saya. Semuanya. Memang sih, tidak hanya soal minum, saya juga punya gaya hidup yang tidak sehat baik dari segi kesehatan itu sendiri maupun keuangan, apalagi dari sisi religius.

Perubahan ini juga termasuk cara saya berpakaian. Mini skirt yang ketat harus saya ganti dengan skirt pas badan dengan potongan yang lebih sopan; blouse yang seksi juga saya ganti dengan shrit dan cardigan yang lebih casual. Namun untuk heels tinggi menjulang ini, rasanya saya masih berat untuk tidak lagi mengenakannya dalam kehidupan sehari-hari saya. Maka saya pun merayu si terapis agar diijinkan tetap mengenakan stiletto untuk ke kantor dan aktivitas sehari-hari.

"Saya sudah yakin tidak ingin kembali minum kok, jadi seharusnya aman-aman saja kan kalau saya memakai stiletto?", pinta saya. Namun terapis saya menjawab, "Itu menunjukkan kamu tidak sungguh-sungguh mau berubah". Saya berpikir kesembuhan saya dari kecanduan minuman keras bisa diragukan jika saya ngotot melawan, maka saya menurut saja sambil berjanji akan mencobanya dalam 30 hari ke depan.

Jadilah saya membeli sepasang flat shoes yang tampaknya nyaman. Setelah mengenakannya selama dua minggu, saya baru sadar bahwa kaki saya terasa lebih nyaman dan rasa pegal-pegal di malam hari seusai beraktivitas tidak saya rasakan lagi. Alhasil, saya masih punya kekuatan untuk melakukan workout sesampai di rumah, dan masih sanggup berdiri sejenak di dapur untuk menyiapkan makan malam yang saya buat sendiri.

Maka di malam bulan purnama saat itu saya punya sedikit waktu untuk merenung sebelum pergi tidur. Saya seringkali mengorbankan kenyamanan dan kesehatan untuk tampil gaya dan mengikuti trend. Tanpa saya sadari, ada banyak hal lain yang harus saya korbankan juga seperti waktu dan tenaga yang seharusnya bisa saya pakai untuk melakukan banyak hal berguna.

Saya bisa berjalan lebih cepat dengan flat shoes ketimbang dengan stiletto. Saya juga tidak segan-segan berlari mengejar taksi atau menjangkau barang yang tinggi di supermarket dengan baju yang sopan dan nyaman. Tanpa pengaruh alkohol, saya bisa lebih peka dengan kehidupan teman-teman saya, tidak sekedar bersenang-senang saja. Sepasang sepatu flat shoes baru telah menjadi tonggak perubahan hidup saya. Anda pun juga bisa mengubah seluruh hidup hanya dengan satu langkah kecil yang sepertinya remeh. Temukan apakah langkah kecil itu dalam hidup Anda.Sumber

Minggu, 22 Januari 2012

Percayalah, Ada Yang Menopang Hidup Anda

Percaya pada kemampuan diri sendiri memang penting, tetapi jangan lupakan hal lain yang menopang hidup Anda!

Pada sebuah acara camping yang dilakukan sekelompok pemuda-pemudi, ada sebuah permainan yang dinamakan Percaya Pada Temanmu. Permainan ini mengharuskan seseorang menjatuhkan diri dari ketinggian pada barisan teman-temannya yang siap menangkap tubuh yang jatuh.

Syarat permainan ini, harus jatuh dengan posisi membelakangi teman-teman mereka, sehingga pemuda atau pemudi yang menjatuhkan diri dari ketinggian harus percaya bahwa teman-temannya mampu menopang tubuh yang jatuh.

Walau terlihat mudah, tak banyak yang mau melakukan permainan ini. Takut dan tidak percaya dengan teman-teman mereka menjadi alasannya. Mereka takut terjatuh dari ketinggian karena menganggap teman-teman mereka tak mampu menopang berat tubuh.

Banyak yang gagal saat permainan dilakukan, karena mereka yang menjatuhkan diri banyak yang tidak percaya. Lalu seorang pemuda dengan tubuh gemuk mencoba menjatuhkan diri. Banyak yang menduga bahwa pemuda itu akan jatuh karena tubuhnya gemuk sehingga teman-temannya tak akan mampu menopang tubuhnya.

Sang pemuda tetap santai, dia memejamkan mata dan jatuh dengan kepercayaan penuh bahwa teman-temannya mampu menopang tubuhnya walau gemuk. Dan ya.. dia berhasil. Teman-temannya berhasil menopang tubuh sang pemuda yang menjatuhkan diri dari ketinggian.

Dari permainan mudah itu, kita dapat belajar bahwa saat kita jatuh dan tak dapat melihat jalan keluar, ada banyak tangan yang siap menopang tubuh Anda. Syaratnya hanya satu, Anda harus percaya bahwa orang lain mampu menopang Anda. Anda tidak boleh takut bahwa mereka akan membuat Anda makin jatuh dan sakit. Jika Anda tak percaya dengan mereka, bagaimana mereka bisa percaya pada Anda? Sumber

Ketika Bunda Teresa Melontarkan Joke

Untuk membangkitkan semangat anak buahnya, mendiang Ibu Teresa sering melontarkan joke-joke ringan. Salah satunya begini:
Seorang pelancong mengalami nasib sial. Mobilnya mogok di daerah yang amat tandus dan jauh dari pemukiman penduduk. Yang ada di dekat situ hanyalah sebuah biara, dan alat transportasi yang dapat ditawarkan para biarawan di sana cuma seekor keledai. Kita tahu, keledai dikenal “keras kepala” dan kurang cerdas.

Akan tetapi, karena ia harus tiba di suatu tempat malam itu juga, si pelancong menerima tawaran itu. Biarawan itu pun membisikkan “rahasia” menangani si keledai. Dikatakan, si penunggang harus mengatakan, “Amin, amin,” bila ingin supaya keledai itu berhenti. Bila ingin maju, ia harus mengatakan, “Syukurlah, syukurlah.”
Perjalanan berlangsung dengan lancar tanpa masalah, sampai suatu ketika tampak jurang menganga di hadapan mereka. Untung, meski dengan gugup, penunggangnya sempat mengucapkan, “Amin, amin!” sehingga keledai berhenti pas di bibir jurang. Namun karena leganya, si penunggang spontan mengatakan, “Syukurlah, syukurlah!”  Maka bisa dibayangkan apa yang segera dilakukan si keledai. Keduanya langsung tercebur ke jurang.
Anak buahnya yang tergabung dalam Serikat Rekan Kerja Ibu Teresa, tertawa terbahak-bahak karena joke itu sebenarnya nyerempet Ibu Teresa sendiri, yang gemar sekali mengucapkan “syukurlah” di mana dan kapan saja. (Mother Teresa The Spirit and The Work/Intisari)

Jumat, 20 Januari 2012

Wanita Sempurna

Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun terpisahkan hidupnya. Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai sambil minum kopi di sebuah kafe. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.
Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?” ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang membujang.
“Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya berjumpa dengan seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir inilah wanita ideal yang cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata di masa pacaran ketahuan bahwa ia sangat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ. “
“Di Jakarta, saya ketemu seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang, inilah wanita idealku. Namun ternyata belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab.”
“Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan kekurangan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya bersua wanita ideal yang selam ini saya dambakan. Ia demikian cantik, pintar, baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya pikir, inilah pendamping hidup yang dikirim Tuhan.”
“Lantas,” sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan. “Apa yang terjadi? Mengapa kau tidak segera meminangnya?” Yang ditanya diam sejenak. Suasana hening.
Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan menjawab, “Baru belakangan aku ketahui ia juga sedang mencari pria yang sempurna.” Sumber

Kamis, 19 Januari 2012

Apa Definisi Orang Terkenal?

Pepatah yang mengatakan "rambut sama hitam tetapi pendapat orang tidak akan sama" cocok untuk melukiskan kisah di bawah ini. 

Suatu hari ada tiga orang bersaudara terlibat perdebatan sengit, mempersoalkan apa artinya menjadi orang terkenal. Masing-masing pihak mempunyai pendapat sendiri. Terserah siapa di antara mereka yang menurut Anda paling benar dalam mengartikan kata “terkenal”.
Orang pertama mengatakan, “Menjadi terkenal itu bila saya diundang ke Istana Negara dan diajak ngobrol oleh presiden.” Namun penjelasan tersebut ditolak oleh orang kedua.”Tidak begitu! Menjadi terkenal itu kalau saya diundang oleh Presiden ke Istana Negara dan ketika saya ngobrol, tiba-tiba saluran hot line presiden berdering, tapi sang Presiden tidak menggubrisnya. Dia tetap asyik ngobrol dengan saya.”
Mendengar argumentasi ini, orang pertama terlihat manggut-manggut. Tak jelas, apakah itu tanda setuju atau malah tidak mengerti. Meski demikian, orang ketiga tetap menolaknya.

“Kalian berdua salah! Kita akan terkenal kalau bisa diundang untuk ngobrol-ngobrol dengan Presiden di Istana Negara. Nah, bila di tengah obrolan itu tiba-tiba saluran hot line berdering, sang Presiden akan mengangkatnya. Setelah mendengarkan suara telepon di seberang sana Presiden diam sebentar lantas berkata, ‘Oh, ya, telepon ini untuk Anda, Pak!’ ujar Presiden seraya menyerahkan gagang telepon itu kepadaku.”

Menurut Anda, apa artinya menjadi orang terkenal? Sumber

Kaca Jendela Yang Kotor

Bagaimana Anda bisa melihat kesalahan orang lain jika mata hati Anda sendiri tidak jernih? 

Seorang pebisnis merasa risih dengan gedung tempat saingan bisnisnya. Setiap pagi ketika pebisnis ini melihat ke luar jendela, dia sangat terganggu dengan gedung yang kebetulan terletak tepat di depan jendelanya itu. Menurutnya, gedung itu nampak buram dan tak terawat, yang tentu saja mengganggu pemandangannya

"Gimana mau maju, bangunan sendiri aja nggak diurus," gerutunya selalu. Teman-teman sekantor sudah sangat hapal dengan kritikan semacam itu, dan memilih diam. Si pebisnis memang dikenal suka mengkritik segala hal sehingga orang-orang di sekitarnya tidak lagi menganggap serius komentar-komentar yang keluar dari bibirnya.

Suatu hari, jendela di ruang pebisnis ini dibersihkan. Ternyata selama ini jendela itu selalu terlewati oleh bagian cleaning service karena letaknya yang agak tersembunyi. Pagi hari berikutnya, si pebisnis kembali menatap ke luar jendela dan menjadi terkejut karena gedung di seberangnya mendadak terlihat terang dan bersih.

Bagaimana mungkin mereka mendekor ulang sisi luar gedung dalam waktu semalam? Demikian batin si pebisnis. Lalu seseorang memberitahu pebisnis tersebut bahwa kaca jendelanya baru saja dibersihkan. Maka dia pun mengambil kesimpulan, saat dia membersihkan jendelanya, si saingan bisnis tidak mau kalah, ikut membersihkan gedungnya juga.

Pikiran orang yang picik akan selalu buruk karena mata hatinya sendiri sudah tidak jernih. Seperti halnya kita saat melihat dari jendela yang kotor, semua pemandangan di luar jendela nampak lusuh dan berdebu. Sementara ketika jendela itu dibersihkan, maka kita bisa melihat dengan jelas dan semuanya nampak jernih. Pelajaran dari hal ini, bersihkan dulu hati dan pikiran Anda sebelum menilai orang lain agar Anda dapat menilai dengan bijak Sumber

Mendengar Yang Tak Terdengar

Suatu hari Raja Ts’ao yang memerintah abad ke-3, mengirim putranya, Pangeran T’ai ke kuil Guru Besar Pan Ku. T’ai akan dididik menjadi raja menggantikan ayahnya. Anehnya, ketika sampai di kuil, Pan Ku justru mengirim T’ai masuk ke hutan sendirian.
Setelah satu tahun putra mahkota kembali ke kuil. Guru bertanya kepada T’ai, suara apa saja yang sudah didengarnya selama di hutan. “Guru, saya dapat mendengar kokok ayam jantan, jangkrik mengerik, lebah mendengung, dan burung berkicau.”
Begitu Pangeran T’ai selesai menjelaskan pengalamannya, Guru Pan Ku memerintahkannya kembali ke hutan untuk memperhatikan suara apa lagi yang bisa didengar. T’ai bingung dengan perintah Sang Guru. Bukankah ia telah mendengarkan setiap suara yang ada?
Empat hari empat malam T’ai berada di hutan, tetapi tidak mendengar suara lain dari yang selama ini sudah didengarnya. Pada suatu pagi, ketika sedang bersila di bawah pohon, sayup-sayup T’ai mendengar suara yang berbeda dengan sebelumnya. Semakin lama, suara itu semakin jelas. Saat itu T’ai mengalami pencerahan batin. “Pasti inilah suara-suara yang dimaksudkan sang Guru,” pikirnya.
Akhirnya Pangeran kembali ke kuil melaporkan temuannya. “Guru, ketika membuka telinga dan hati lebar-lebar, saya dapat mendengar hal-hal yang tak terdengar semisal suara bunga merekah, suara matahari yang memanaskan Bumi, dan suara rumput meminum embun pagi.” Guru manggut-manggut mengiyakan.
“Mendengar sesuatu yang tak terdengar, penting sebagai pelajaran wajib untuk menjadi pemimpin yang baik. Karena baru setelah mampu mendengar suara hati rakyat, mendengar perasaan yang tidak mereka ekspresikan, kesakitan yang tidak diungkapkan, keluhan yang tidak diucapkan, seorang pemimpin akan memahami apa yang salah dan bisa memenuhi kebutuhan sebenarnya warga negaranya.” (Parable of Leadership/Intisari) Sumber

Selasa, 17 Januari 2012

Tak Hanya Indah, Kecil Itu Penting

Ungkapan “kecil itu indah” barangkali akan lebih berguna bila ditambahi “kecil itu penting”. Peribahasa menyatakan, langkah besar selalu diawali dengan langkah kecil. Sebaliknya, malapetaka dahsyat pun tak jarang dikarenakan kelalaian kecil. Tak percaya? Beberapa tahun lalu koran The Wall Street Journal pernah mengisahkan pelajaran berharga bagaimana sikap menyepelekan hal kecil bisa-bisa mendatangkan kerugian besar.
Seorang mekanik yang sedang bekerja di bawah sebuah pesawat menemukan lubang kecil di WC penumpang di bagian depan. Namun, ia lebih mengedepankan perbaikan pada peralatan canggih bagian mesin utama yang menyebabkan tertundanya jadwal penerbangan pesawat. Ia beranggapan, perbaikan kebocoran kecil itu toh nanti bisa dilakukan setelah pesawat mendarat di bandara berikutnya.
Pesawat pun lepas landas. Apa yang terjadi? Bocoran air dari kamar kecil itu terus menetes. Nah, karena suhu di luar pesawat amat dingin, tetesan air itu menjadi beku. Hanya dalam beberapa jam, tetesan tersebut berubah menjadi sebongkah batu es. Di tengah kecepatan laju pesawat 650 mil/jam, bongkahan es itu lepas dari badan pesawat dan menghantam mesin. Akibatnya sungguh luar biasa. Bongkah es itu merusak dan merobek badan pesawat.
Kali ini pesawat terpaksa mendarat darurat di bandara terdekat. Petugas pemeriksa menemukan bahwa bagian yang ternyata menghindarkan pesawat dari malapetaka yang lebih dahsyat adalah sebuah ring penutup dari karet. Bayangkan, lantaran mengabaikan hal kecil, nyawa sekitar 100 orang dipertaruhkan, dan mesin seharga 1 juta dolar rusak.Sumber

Pertolongan dari dalam Penjara

Seorang pria tua tinggal sendirian di sebuah kota. Dia ingin sekali menanam kentang di kebun belakang rumahnya. Tapi pekerjaan menggali kebun sangatlah berat. Putra satu-satunya, yang akan membantunya, berada di penjara. Orang tua itu menulis surat kepada putranya dan menjelaskan tentang kondisinya sekarang. “Putraku tersayang, Aku merasa sangat buruk karena sepertinya saya tidak akan bisa menanam kentang tahun ini. Aku benci merindukan saat-saat berkebun karena ibumu sangat suka berkebun. Aku hanya terlalu tua untuk menggali tanah untuk menanam kentang.Jika kau ada di sini, semua kesulitan saya akan berakhir. Aku tahu kau akan menggali tanah itu untuk saya, jika kau tidak berada dalam penjara. Salam sayang, Ayah” Tak lama kemudian, pria tua itu menerima telegram yang berbunyi: ‘Demi Tuhan, Ayah, jangan menggali kebun! Di situlah aku mengubur senjatanya! ‘ Pada pukul 4 pagi keesokan harinya, selusin agen FBI dan polisi setempat muncul dan menggali seluruh kebun tanpa menemukan senjata apapun. Dengan perasaan bingung, orang tua itu menulis surat lagi kepada anaknya untuk menceritakan apa yang telah terjadi, dan bertanya kepadanya apa yang harus dilakukan selanjutnya. Jawaban putranya adalah sebagai berikut “Selamat berkebun ayah. Sekarang ayah bisa menanam kentang tahun ini. Ini adalah hal terbaik yang bisa kulakukan untukmu dari sini. ” Tidak masalah dimana anda berada. Jika anda memutuskan untuk melakukan sesuatu dari dalam hati, maka anda bisa melakukannya dari belahan dunia manapun. Sumber

Menabur dan Menuai Kata

Suatu hari datanglah seorang pria setengah baya ke hadapan seorang Bijak, “Guru, saya punya banyak kesalahan. Saya telah memfitnah, membohongi, dan menggosipkan teman saya dengan hal-hal negatif. Kini saya menyesal.”
Menurut pengakuannya, pria tersebut sudah mendatangi teman yang sering difitnahnya untuk meminta maaf. Meski demikian hatinya terus dihantui rasa bersalah sehingga mendorongnya untuk meminta maaf kepada Tuhan. “Bagaimana caranya agar bisa diampuni Tuhan atas kesalahan saya?”
Setelah mendengarkan uraian pria tersebut, sang Bijak berkata, “Lihatlah bantal yang tergeletak di tempat tidurku. Nah, ambil bantal itu dan bawalah ke alun-alun di tengah kota. Di sana, bukalah bantal itu sampai bulu-bulu ayam dan kapas di dalamnya keluar tertiup angin. Itulah bentuk hukuman atas kata-kata jahat yang telah keluar dari mulutmu.”
Meski kebingungan mendengar perkataan sang Bijak, toh akhirnya pria tersebut menjalani “hukuman” yang diperintahkan kepadanya. Di alun-alun ia membuka bantal dan dalam sekejap bulu ayam dan kapas beterbangan keluar dari dalam bantal tertiup angin.
Setelah selesai, ia kembali menghadap sang Bijak, “Saya telah melakukan apa yang Guru perintahkan. Apakah kini saya sudah diampuni?”
Jawab sang Bijak, “Jangan senang dulu, kamu belum dapat pengampunan. Pasalnya, kau baru menjalankan separuh tugasmu. Kini, kembalilah ke alun-alun dan pungutlah kembali bulu-bulu ayam yang tadi beterbangan tertiup angin.” Ingat, kata-kata yang pernah keluar dari mulutmu akan menggema selamanya. (Bits&Pieces) Sumber

Senin, 16 Januari 2012

Minuman Soda Picu Perlemakan Organ

Sudah membatasi makan tetapi berat badan tetap tak terkontrol? Mungkin ini saatnya merevisi konsumsi minuman bersoda kegemaran Anda. Pasalnya, konsumsi minuman bersoda dapat meningkatkan jumlah lemak di sekitar hati dan organ perut lainnya.

Hal itu diungkapkan para ilmuwan dari Denmark. Dampak negatif minuman bersoda itu ditemukan pada mereka yang mengasup softdrink sampai dengan satu liter setiap harinya. Sekitar 47 responden penelitian ini adalah orang yang kegemukan. Selama enam bulan mereka diminta mengonsumsi seliter air, susu, diet cola atau minuman soda biasa setiap harinya.

Menurut ketua peneliti, Dr.Bjrn Richelsen dari Aarhus University Hospital, para partisipan studi dipilih karena orang yang kegemukan dan obesitas lebih sensitif pada perubahan pola makan dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.

Pada akhir penelitian, orang dari kelompok minuman bersoda biasa mengalami peningkatan lemak di sekitar organ perut sampai dengan 25 persen. Perlemakan paling banyak terdapat pada bagian liver dan otot.

"Peningkatan lemak tersebut sangat berkaitan dengan risiko penyakit sindrom metabolik seperti diabetes melitus, penyakir kardiovaskular, serta penyakit liver non-alkohol," kata Richelsen.

Jenis lemak yang berada di sekitar organ tersebut disebut juga dengan lemak ektopik yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan lemak subkutan, yakni lemak yang berada di bawah kulit.

"Beberapa penelitian menyebutkan lemak ektopik sangat tidak sehat dan menyebabkan disfungsi organ-organ di sekitarnya," paparnya. Ditambahkan olehnya, hasil studi yang dilakukannya menambah panjang bukti ilmiah agar masyarakat mulai membatasi konsumsi minuman berpemanis. Sumber

7 Cara Cerdaskan Otak Anak

Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Salah satu faktor untuk mewujudkannya adalah pengaruh lingkungan atau pola asuh orang tua.
Sering muncul pertanyaan, apakah mungkin untuk mengasah kecerdasan anak pada tahap awal agar kelak saat ia dewasa menjadi seorang yang jenius?Kabar baiknya adalah Ya! Semua yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan otak bayi terletak pada orang tuanya.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda mulai untuk mengasah kecerdasan otak si buah hati, terutama pada dua tahun pertama kehidupannya.
* Mulai sejak dini
Mulailah sejak dini bahkan sebelum ia dilahirkan. Caranya dengan memastikan calon ibu memiliki kesehatan yang baik dan cukup gizi. Hindari zatberbahaya seperti alkohol, obat-obatan, rokok, dan merkuri yang diketahui berbahaya bagi perkembangan otak bayi Anda. Penuhi kebutuhan gizi khusus untuk perkembangan otak bayiseperti asam folat dan minyak ikan. Banyak obat yang tidak dianjurkan selama kehamilan. Jadi konsultasikan dulu dengan dokter Anda sebelum mengambil obat-obatantertentu.
Pemberian ASI
ASI mengandung nutrisi tak terhitung yang penting untuk pertumbuhan bayi. Salah satu unsurterpenting itu adalah asam docosahexaenoic (DHA), yang merupakan asam lemak esensial yang baik untuk perkembangan otak. Banyak perusahaan pemasaran makanan telah mencoba untuk meniru bahan ini di laboratorium dan menambahkannya ke makanan bayi. Tapi belum ada yang bisa menyamai DHA alami seperti yang terdapat dalam ASI.
Membacakan cerita
Meski bayi mungkin belum memahami isi cerita yang Anda bacakan, namun membaca terus-menerus akan membantu bayi untuk mendengar, mengenali kata-kata dan artinya. Proses ini penting dalam membantu cara bicara dan membangun kosa kata bayi.
* Berikan mainan cerdas
Mainan memainkan peran penting dalam perkembangan otak bayi Anda. Kuncinyamemilih mainan dan kegiatan yang tepat harus sesuai dengan tahap perkembangan biologi anakPilih mainansederhana yang tidak membuat bayi frustasiBelikan mainan buka tutup untuk menggasah imajinasi serta membantu membangun koordinasi antara mata dan tangan.
Bermain tanda
Ajaklah bayi Anda mempelajari tanda-tanda ketika menginjak usia 4 (empat) bulan. Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan bahasa isyarat mengarah ke peningkatan dalam bahasa lisan serta IQ yang lebih tinggi.
* Kenalkan bahasa asing
Pada usia yang tepat, perkenalkan anak Anda untuk mendengar suara dan kosakata dari bahasa asing. Memutar DVD bahasa asing, bisa meningkatkan kosakata anak Anda. Beberapa penelitian menunjukkan pengenalan bahasa asing sebaiknya dimulai setelah anak lancar berbahasa ibu.
* Kontak fisik
Belaian dan sentuhan Anda kepada bayi sangat penting untuk pertumbuhan emosionalnya. Membelai rambut, tungkai dan tubuh juga membantu membuat koneksi neurologis yang penting untuk perkembangan otak. Ini juga akan membantu memperkuat ikatan Anda dengan bayi Anda. Sumber